oleh

Tangkal Hoaks, BRIN dan DPR RI Perkuat Literasi Riset di Kalangan Pemuda Samarinda

-Nasional-2 views

Areanusantara.com, SAMARINDA – Literasi informasi berbasis riset kembali menjadi sorotan dalam upaya memerangi hoaks dan disinformasi di era digital. Pada Rabu (16/7/2025), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Komisi X DPR RI menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Sosialisasi Konten Berdasarkan Riset: Menghindari Hoaks dan Disinformasi” di Hotel Ibis Samarinda.

Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, pemuda, jurnalis, hingga kreator konten. Mereka antusias mengikuti rangkaian acara yang mencakup pemaparan ilmiah, diskusi terbuka, dan sesi interaktif bersama para narasumber.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang menyampaikan sambutan secara daring, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membudayakan penyebaran informasi yang akurat dan berbasis data. Ia menyoroti pentingnya kemampuan literasi digital dalam menyikapi derasnya arus informasi yang belum tentu terverifikasi, termasuk yang diproduksi oleh kecerdasan buatan.

“Generasi muda harus menjadi garda depan dalam menyaring dan menyebarkan informasi yang benar. Tidak cukup hanya membaca, tetapi harus juga memverifikasi sumber informasi sebelum menyebarkannya,” kata Hetifah.

Dari pihak BRIN, Ubaidillah selaku peneliti dari Pusat Riset Masyarakat dan Budaya, turut mengingatkan bahwa hoaks dapat memicu konflik sosial jika dibiarkan menyebar tanpa klarifikasi. Ia mengajak masyarakat untuk lebih waspada, terutama dalam momen-momen krusial seperti tahun politik.

“Verifikasi adalah langkah pertama sebelum percaya. Jangan langsung membagikan informasi yang provokatif, apalagi jika belum dicek kebenarannya,” ujarnya.

Ia juga membagikan sejumlah strategi dalam menangkal informasi palsu, seperti menggunakan situs pengecekan fakta yang kredibel dan memanfaatkan kanal resmi pemerintah dalam mencari informasi yang sahih. Lebih lanjut, ia mengajak generasi muda untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) secara bijak, bukan sebagai sumber kebenaran absolut, melainkan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir kritis.

Hadir pula Hanna Pertiwi dari Yayasan Young Speaker Indonesia, yang menyoroti pentingnya penyebaran informasi berbasis data di kalangan pemuda dan perempuan. Ia menekankan bahwa pemberdayaan kelompok ini harus dilandasi dengan literasi riset yang kuat agar mampu menjadi agen perubahan di masyarakat.

Melalui kegiatan ini, BRIN dan DPR RI berharap dapat memperkuat kesadaran publik akan pentingnya literasi digital dan membentuk budaya informasi yang sehat, terutama di tengah tantangan penyebaran hoaks yang semakin kompleks.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *