Areanusantara.com, JAKARTA – Aksi pengibaran bendera bajak laut One Piece oleh sejumlah sopir truk dan pengemudi logistik menuai perhatian publik. Meski berawal dari ekspresi protes yang viral di media sosial, fenomena ini kini menjadi perdebatan nasional menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), Irham Ali Saifuddin, meminta para sopir untuk tidak melanjutkan pengibaran simbol non-negara tersebut. Ia menegaskan pentingnya mengibarkan bendera Merah Putih sebagai bentuk penghormatan terhadap Tanah Air.
“Teman-teman sopir tentu punya alasan kuat atas kekecewaan mereka. Tapi dalam momentum kemerdekaan ini, mari kita satukan tekad dengan bendera Merah Putih, bukan simbol fiksi,” kata Irham dalam keterangan tertulis, Minggu (3/8/2025).
Irham menjelaskan bahwa inisiasi penggunaan simbol One Piece awalnya dimaksudkan sebagai pesan sosial tentang kesulitan ekonomi dan keterbatasan akses komunikasi dengan pemerintah. Namun ia menyoroti adanya penyimpangan arah gerakan.
“Awalnya ini adalah bentuk seruan agar perhatian diberikan kepada sektor transportasi rakyat. Sayangnya, sekarang kami melihat ada yang mencoba mengalihkan maksudnya demi kepentingan politik tertentu,” ujarnya.
Irham pun mengapresiasi sikap anggota DPR Titiek Soeharto yang tidak gegabah dalam merespons fenomena ini.
“Ketika sebagian pejabat justru menuding macam-macam, Ibu Titiek memilih mendengar dan memahami latar belakang gerakan ini. Itu yang kami harapkan dari para pemimpin,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan agar pihak berwenang tidak mudah mencurigai sopir dan buruh angkutan yang selama ini berkontribusi besar dalam menopang sistem distribusi nasional.
“Janganlah menghakimi mereka dengan kecurigaan. Mereka bukan musuh negara, tapi justru penopang roda ekonomi,” ucap Irham.
Sarbumusi, kata Irham, juga telah mengupayakan jalur resmi untuk berdialog dengan Presiden Prabowo Subianto. Namun hingga kini belum mendapat respons.
“Kami ingin bicara langsung, bukan lewat media. Sayangnya, akses ke Istana atau para pembantu presiden masih tertutup,” ujarnya.
Ia pun mengungkap keprihatinan atas keterlibatan pihak-pihak non-pengemudi yang kini juga ikut mengibarkan bendera bajak laut tersebut.
“Kalau ini sudah dimainkan oleh kelompok yang bukan bagian dari sektor transportasi, maka tujuannya sudah bergeser. Itu bukan lagi bentuk ekspresi murni,” tegas Irham.
Sebagai penegasan, Sarbumusi menyerukan kembalinya semangat nasionalisme.
“Pesan kami sederhana: mari kibarkan Merah Putih sebagai simbol perjuangan dan harapan. Pemerintah akan mendengar jika kita bersatu dengan cara yang benar,” pungkasnya.
Komentar