AREANUSANTARA.COM, SAMARINDA– Dalam debat calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada Kalimantan Timur (Kaltim) yang digelar pada Rabu malam (23/10) di Plenary Hall Kawasan Gelora Kadrie Oening, Samarinda, calon gubernur Rudy Mas’ud menyoroti sejumlah persoalan mendesak, termasuk tingginya angka kemiskinan, pengangguran, dan kasus stunting di Kaltim. Meski provinsi ini memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar se-Kalimantan, menurut Rudy, sejumlah masalah kesejahteraan masih belum tertangani secara optimal.
Dalam pernyataannya, Rudy Mas’ud mempertanyakan ke mana arah penggunaan APBD sebesar Rp23,34 triliun pada 2023, yang jauh melampaui gabungan APBD Kalimantan Barat, Tengah, Selatan, dan Utara yang hanya mencapai Rp22,67 triliun. “Kenapa Kaltim yang APBD-nya paling besar masih menghadapi persoalan kesejahteraan? Ini harus menjadi pertanyaan bersama,” tegas Rudy.
“Seharusnya dengan keberadaan Ibu Kota Negara (IKN), Kaltim bisa lebih maju, seperti Jakarta atau bahkan Singapura. Namun, kita harus melihat realitas bahwa masih banyak persoalan mendasar yang perlu diselesaikan,” ujar Rudy saat membuka sesi debat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Kaltim mencapai 6,11% pada tahun 2023, lebih tinggi dibandingkan Kalimantan Tengah (5,11%) dan Kalimantan Selatan (4,29%). Rudy menilai, angka ini menjadi ironi mengingat provinsi tersebut mengelola APBD yang sangat besar.
Selain itu, Rudy juga menyoroti tingginya angka pengangguran terbuka (TPT) di Kaltim, yang mencapai 5,31%, tertinggi di antara provinsi-provinsi Kalimantan. “Dengan APBD sebesar itu, seharusnya kita bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja untuk rakyat. Tingginya angka pengangguran ini menunjukkan bahwa anggaran belum sepenuhnya diarahkan untuk kesejahteraan rakyat,” jelasnya.
Masalah stunting juga menjadi sorotan Rudy Mas’ud. Berdasarkan data 2023, angka stunting di Kaltim mencapai 10,2%, di atas rata-rata nasional dan tertinggi di Kalimantan. Rudy menyatakan keprihatinannya terhadap kualitas hidup masyarakat yang belum sejalan dengan tingginya anggaran provinsi. “APBD kita luar biasa besar, tapi kenapa masih ada masalah stunting? Ini harus jadi fokus,” tambah Rudy.
Rudy Mas’ud menegaskan, dengan pengelolaan anggaran yang lebih baik dan melalui program prioritasnya seperti GRATISPOL yang mencakup pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, ia optimis berbagai permasalahan ini dapat ditangani. “APBD Kaltim harus difokuskan untuk menyelesaikan persoalan yang berdampak langsung pada masyarakat, sehingga kesejahteraan bisa dirasakan oleh seluruh warga Kaltim,”tegasnya.
Menutup debat, Rudy berjanji bahwa jika terpilih, ia bersama pasangannya akan memastikan pengelolaan APBD Kaltim diarahkan untuk mengurangi kemiskinan, menurunkan angka pengangguran, serta memperbaiki kesehatan masyarakat.
Comment