JAKARTA – Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Edy Priyono, menyatakan bahwa salah satu pencapaian terbesar Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam satu dekade terakhir adalah pengendalian inflasi.
Selama periode 10 tahun terakhir, rata-rata inflasi Indonesia berada di angka 3,79 persen per tahun, yang dikategorikan cukup baik, dengan pengecualian periode pandemi 2020-2021.
“Pak Jokowi mungkin adalah presiden yang paling serius memperhatikan inflasi,” ujar Edy dalam acara Seminar Nasional: Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi, di Jakarta, Kamis (3/10).
Edy juga menjelaskan bahwa setiap pekan, tepatnya pada hari Senin, selalu digelar rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Meskipun sempat ada saran agar rakor tersebut diadakan dua hingga tiga pekan sekali karena dinilai terlalu sering, Presiden Jokowi menolak usulan tersebut.
“Presiden menilai dinamika harga yang terjadi di lapangan membutuhkan pemantauan yang rutin, sehingga rapat tersebut tetap berlangsung setiap pekan,” tambah Edy.
Hal ini, menurutnya, menunjukkan betapa seriusnya perhatian Presiden dalam mengatasi inflasi. Hasil dari langkah ini juga dapat dilihat dari perbandingan dengan negara lain, di mana inflasi di Indonesia termasuk lebih terkendali.
Edy memaparkan bahwa rata-rata inflasi Indonesia selama periode 2014-2023 sebesar 3,83 persen (termasuk masa pandemi), lebih rendah dibandingkan negara-negara seperti Brasil (6,1 persen), Afrika Selatan (5,48 persen), India (4,7 persen), dan Meksiko (4,7 persen).
Indonesia bahkan berada di atas negara-negara seperti Vietnam (2,96 persen), Malaysia (2,33 persen), China (1,77 persen), dan Thailand (1,37 persen).”Di awal, kita sempat ragu apakah inflasi rendah ini hanya sementara, tapi data menunjukkan bahwa kita telah memasuki era inflasi rendah,” jelas Edy.
Saat ini, inflasi 3 persen sudah dianggap cukup tinggi di Indonesia, menandakan kestabilan inflasi yang berhasil dicapai.Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2024 sebesar 1,84 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,02 pada September 2023 menjadi 105,93 pada September 2024.
“Terjadi peningkatan indeks harga yang mencerminkan kenaikan harga konsumen secara tahunan,” kata Amalia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (1/10).
Comment