SAMARINDA – Jurnalis memiliki peran penting sebagai penghubung antara masyarakat dan informasi, sehingga dituntut menjaga netralitas dan profesionalitas dalam menjalankan tugasnya. Koordinator Komunitas Jurnalis Milenial Samarinda (JMS), Faishal Alwan Yasir, menegaskan bahwa netralitas adalah kunci untuk mempertahankan kepercayaan publik.
“Jurnalis harus menyampaikan informasi secara akurat, berimbang, dan tidak memihak. Ketika kehilangan netralitas, kepercayaan publik akan terkikis,” ujar Faishal, yang akrab disapa Isal, saat diskusi publik bertajuk Netralitas Adalah Kunci, Jurnalis Bukan Juru Kampanye di Samarinda.
Diskusi ini membahas tantangan yang dihadapi jurnalis, khususnya menjelang tahun politik, di mana tekanan untuk berpihak atau menjadi alat kampanye kerap meningkat. Isal menegaskan, jurnalis harus mampu membedakan perannya sebagai penyampai informasi, bukan alat propaganda.
“Netralitas bukan hanya soal menjaga citra, tetapi juga soal tanggung jawab moral kepada masyarakat. Jika jurnalis terlibat dalam politik praktis, maka fungsinya sebagai penjaga demokrasi akan terganggu,” tambah Isal.
Dalam diskusi tersebut, peserta juga diajak untuk memahami pentingnya menjaga batas profesionalisme. Selain itu, pelatihan dan edukasi bagi jurnalis untuk menghindari konflik kepentingan menjadi rekomendasi utama.
Komunitas JMS mengingatkan bahwa jurnalis memiliki kewajiban untuk memastikan berita yang disajikan dapat memberikan pemahaman yang jelas kepada masyarakat tanpa distorsi. “Jurnalis adalah garda terdepan dalam memberikan informasi yang benar. Jangan sampai kita malah menjadi bagian dari masalah karena memihak,” kata Isal mengakhiri.
Diskusi ini dihadiri oleh puluhan jurnalis muda di Samarinda, yang aktif berdialog mengenai tantangan dan solusi menjaga netralitas di tengah tekanan politik. Dengan kegiatan seperti ini, JMS berharap dapat mendorong jurnalis tetap teguh pada prinsip dan etika profesinya.
Comment