Areanusantara.com, Jakarta – Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandar, menilai kericuhan dalam aksi demonstrasi yang terjadi semalam bukanlah akibat kelalaian aparat kepolisian. Ia menegaskan, pihak yang harus bertanggung jawab justru para wakil rakyat di parlemen.
“Tidak ada yang menginginkan jatuhnya korban, termasuk almarhum yang merupakan putra terbaik bangsa. Polisi pun tidak pernah berniat lalai dalam menjalankan tugasnya. Semua ini sudah ada takdirnya, jadi tidak tepat kalau saling menyalahkan. Yang seharusnya dimintai pertanggungjawaban adalah para anggota dewan di Senayan,” ucap Iskandar di Jakarta, Jumat (29/8).
Menurutnya, kondisi yang terjadi seolah membuat masyarakat berhadapan dengan sesamanya.
“Polisi itu juga bagian dari rakyat. Saat masyarakat menyampaikan keresahan karena tekanan hidup, pengangguran, dan sulitnya akses pendidikan, aparat kepolisian harus berjaga mengawal aksi lebih dari 12 jam. Mereka juga manusia yang punya rasa lelah dan tanggung jawab berat,” tegasnya.
Iskandar juga menyinggung perilaku sejumlah anggota parlemen yang dianggap tidak peduli pada penderitaan masyarakat.
“Sebagian hanya bisa berkomentar, bahkan ada yang terlihat masih sempat bersenang-senang. Namun ketika keadaan memanas, justru polisi yang dipersalahkan. Padahal para pejabat itu hanya bekerja dari rumah dengan nyaman,” sindirnya.
Ia menutup dengan penegasan bahwa demonstran maupun polisi tidak pantas disalahkan atas tragedi tersebut.
“Yang harus bertanggung jawab adalah wakil rakyat di parlemen. Masyarakat tidak salah, aparat juga tidak salah. Semua kembali kepada penguasa,” pungkas Iskandar.
Komentar