by

Demonstrasi di Balikpapan Berujung Ricuh, Massa Mendobrak Pagar Gedung DPRD

AREANUSANTARA.COM, BALIKPAPAN – Aksi demonstrasi yang melibatkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Balikpapan dan aliansi masyarakat yang menamakan diri sebagai penyelamat demokrasi berubah menjadi ricuh pada Jumat (23/8/2024). Massa demonstrasi berusaha mendobrak pagar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Kalimantan Timur.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, para demonstran terlihat berusaha menaiki pagar gedung untuk membuka kunci besi yang mengamankan gedung tersebut. Aksi tersebut terjadi sekitar pukul 14.48 WITA. Beberapa demonstran juga berusaha merusak pagar dengan menendang besi-besi yang membentengi gedung hingga mengalami kerusakan.

Tak butuh waktu lama, upaya para demonstran berhasil menjebol pagar, dan mereka pun masuk ke halaman Gedung DPRD Balikpapan. Meskipun demikian, mereka gagal memasuki gedung karena dihadang oleh barikade personel kepolisian yang sudah bersiaga.

Koordinator aksi sempat berteriak kepada petugas, “Biarkan kami masuk Pak! Seharusnya Bapak berada di barisan kami dan mendukung aksi kami,” ucapnya yang langsung disambut riuh oleh massa demonstran. Dorong-mendorong antara demonstran dan aparat kepolisian pun tak terhindarkan, yang kemudian berujung pada situasi yang semakin memanas.

Di tengah situasi yang semakin tegang, suara demonstran terdengar serentak memberi peringatan agar tetap berhati-hati terhadap provokasi. “Tetap rapatkan barisan. Hati-hati, hati-hati provokasi,” seruan mereka untuk menjaga solidaritas.

Sementara itu, aparat kepolisian tampak kewalahan menghadapi desakan massa yang terus mencoba masuk ke dalam gedung. Namun, mereka tetap berusaha menahan massa agar tidak melewati halaman Gedung DPRD. Salah satu petugas terdengar berupaya menenangkan massa, “Sabar, sabar. Sebentar lagi perwakilan rakyat keluar,” katanya dengan tegas.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa ini merupakan bagian dari evaluasi terhadap 10 tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Massa juga mengkritisi langkah sejumlah anggota DPR RI yang dianggap telah menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pelaksanaan Pilkada.

Aksi ini menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Meski demikian, ketegangan di lapangan diharapkan tidak berujung pada kekerasan, mengingat situasi politik saat ini sangat sensitif.

Aparat kepolisian diharapkan dapat menahan diri dan menjaga keamanan tanpa memicu bentrokan yang lebih besar. Sementara itu, perwakilan rakyat yang diharapkan hadir untuk berdialog dengan demonstran, diharapkan bisa segera memberikan solusi untuk meredakan situasi.

Demonstrasi yang diwarnai dengan aksi pendobrakan pagar ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah masih sangat tinggi. Situasi yang memanas ini perlu mendapat perhatian serius dari pihak-pihak terkait agar tidak semakin memperburuk kondisi keamanan di wilayah tersebut.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *