oleh

Pendana Perakitan Bom Molotov di Unmul Ditangkap, Polisi: Alumni Fisip 2006

-Nasional-2 views

Areanusantara.com, SAMARINDA – Kepolisian Resor Kota Samarinda kembali mengungkap perkembangan terbaru terkait kasus perakitan bom molotov yang sempat menghebohkan dan ditemukan di Kampus FKIP Prodi Sejarah Universitas Mulawarman beberapa waktu lalu.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah ada enam orang yang berstatus tersangka, terdiri dari empat mahasiswa Unmul dan dua orang yang disebut sebagai aktor intelektual.

“Empat mahasiswa ini mendapat perintah dari dua orang aktor intelektual untuk merakit bom molotov. Keduanya merupakan otak dari perencanaan awal,” ujar Hendri dalam konferensi pers, Senin (15/9/2025).

Pada Jumat (12/9/2025), tim gabungan Unit Opsnal Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda bersama Subdit Jatanras Polda Kaltim berhasil menangkap satu tersangka baru berinisial SEL di Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu.

“SEL ditangkap di Long Bagun. Setelah diperiksa, diketahui ia adalah warga Samarinda, berusia 40 tahun, dan merupakan alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman angkatan 2006,” ungkap Hendri.

Dalam penyidikan, SEL disebut memiliki peran penting sebagai perencana sekaligus penyandang dana. Ia membeli seluruh bahan untuk merakit bom molotov, mulai dari pertalite, botol, kain, hingga jerigen, menggunakan uang pribadi.

“Bahan-bahan itu seluruhnya dibelinya sendiri. Bahkan, SEL memakai mobil milik pacarnya untuk membeli perlengkapan tersebut. Mobil Agya itu sekarang juga sudah kami sita,” jelasnya.

Diketahui, SEL sehari-hari bekerja sebagai sopir travel dengan rute Samarinda–Sangatta. Ia juga memiliki hubungan dekat dengan dua tersangka lainnya.

“Dia punya keterikatan emosional dengan kedua pelaku lain. Sehari-hari, pekerjaannya sopir travel,” terang Hendri.

Saat proses perakitan bom pada 1 September 2025, SEL sebenarnya masih berada di Samarinda. Namun setelah kabar penangkapan tersebar, ia kabur ke Balikpapan dan kemudian menuju Mahakam Ulu untuk bersembunyi.

“Awalnya ia masih di Samarinda, lalu sempat ke Balikpapan menemui pacarnya untuk kembali meminjam mobil tersebut, sebelum akhirnya melarikan diri ke Mahakam Ulu sekitar seminggu pasca penangkapan tersangka lain,” kata Hendri.

Lebih lanjut, Hendri menambahkan bahwa kasus ini diduga berkaitan dengan aksi-aksi serupa di beberapa daerah lain di Indonesia. Para tersangka diketahui mengakses sebuah akun yang dicurigai sebagai penggerak utama aksi anarkis tersebut.

“Kami menduga ada keterkaitan dengan sejumlah aksi bom molotov di wilayah lain. Mereka terhubung melalui sebuah akun yang sekarang sedang ditelusuri oleh Bareskrim Polri,” jelas Hendri.

Pihak kepolisian masih menunggu hasil penyelidikan lanjutan dari Bareskrim Polri terkait identitas dan jaringan dari akun yang diduga menjadi dalang berbagai aksi tersebut.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *