TENGGARONG – Peradah Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menunjukkan perannya dalam pelestarian tradisi keagamaan sekaligus menjaga keharmonisan sosial di tengah masyarakat multikultural.
Momentum ini terlihat jelas dalam rangkaian Upacara Ngenteg Linggih di Pura Payogan Agung Kutai, Tenggarong. Ritual sakral yang digelar setiap 30 tahun sekali ini menjadi simbol penting bagi umat Hindu di Kalimantan Timur.
Ketua Peradah Kaltim, saat ditemui, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan pelaksanaan seluruh prosesi yang berlangsung khidmat.
“Upacara Ngenteg Linggih bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga bentuk nyata komitmen umat Hindu dalam melestarikan tradisi dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman masyarakat,” ujarnya.
Dalam upacara tersebut, Peradah Kaltim aktif terlibat sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan acara, termasuk prosesi Nedunan Ida Bhatara. Prosesi ini merupakan simbol kehadiran Tuhan melalui arca atau pratima yang dimuliakan oleh umat Hindu.
Selain fokus pada pelestarian tradisi, Peradah Kaltim juga menegaskan dukungannya terhadap pelaksanaan Pilkada 2024 yang damai, aman, dan demokratis di Kalimantan Timur.
Organisasi kepemudaan ini mengajak generasi muda Hindu untuk berperan aktif dalam menjaga suasana kondusif dan menolak segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah masyarakat.
“Kami menyerukan kepada umat Hindu dan generasi muda di Kaltim untuk menjaga persatuan, toleransi, serta tidak terpengaruh oleh provokasi yang dapat merusak kerukunan antarumat beragama,” tegas Ketua Peradah Kaltim.
Ia menambahkan bahwa perbedaan pandangan politik harus disikapi dengan bijak dan tidak boleh menjadi alasan untuk mengorbankan harmoni sosial.
“Partisipasi generasi muda dalam menyuarakan aspirasi secara damai sangat penting untuk menciptakan demokrasi yang sehat,” imbuhnya.
Sebagai organisasi kepemudaan Hindu terbesar di Kalimantan Timur, Peradah Kaltim juga terus berupaya memperkuat kolaborasi antarumat beragama.
Ketua Peradah menegaskan bahwa menjaga kedamaian bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, khususnya pemuda yang menjadi agen perubahan.
“Dengan semangat gotong royong dan toleransi, kita semua memiliki peran dalam memastikan masa depan yang damai dan harmonis di Kalimantan Timur,” tuturnya.
Peradah Kaltim berharap upaya mereka dalam kegiatan spiritual dan sosial dapat mendorong terciptanya masyarakat yang toleran, damai, dan maju. Di akhir pernyataannya, Ketua Peradah Kaltim mengutip slogan organisasi yang diambil dari *Kitab Sutasoma* karya Mpu Tantular.
“Artinya, berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada kebenaran yang bermuka dua. Nilai ini menjadi dasar kuat bagi Peradah dalam menjaga persatuan,” pungkasnya.
Dengan keberhasilan melaksanakan Upacara Ngenteg Linggih dan komitmen mendukung Pilkada damai, Peradah Kaltim kembali membuktikan perannya sebagai organisasi yang tak hanya melestarikan tradisi spiritual, tetapi juga aktif berkontribusi dalam kehidupan sosial dan demokrasi di Kalimantan Timur.
Comment